JUDUL : DANYANG
Deskripsi Pemain :
- Nendi : Raja Setan
- Dia
Ayu : Bu Lurah yang keras kepala
- Anita : Asisten bu lurah yang jorok dan
centil
- Putri : Bu Nyai yang bijaksana
- Dewi : Setan yang periang
- Rio : Setan bermuka datar
- Ikoh
: Setan yang manja
- Fani
: Setan yang pecicilan
- Wiwin
: Setan yang pendiam
- Sofiatun
: Setan yang cantik
- Anis
: Setan yang pendiam
Musik
: Suara serigala melolong
Lighting : Lampu berwarna merah
menyoroti pohon tua
Prolog
Alkisah ada sebuah pohon tua yang
menjadi perbincangan banyak orang. Ada cerita bahwa pohon tua tersebut ada
penghuninya, sehingga sering ada penampakan dan kecelakaan yang menyebabkan
kematian. Warga berpikir bahwa semua peristiwa tragis itu diakibatkan oleh
pohon tua tersebut.
Musik
: Musik tegang (Menyembah pohon)
Lighting : Lampu berwarna merah
menyoroti pohon tua
Seorang yang berjubah hitam tengah
melakukan gerakan persembahan di depan sebuah pohon.
Musik
: Suara langkah kaki
Lighting :
Lampu berwarna kuning
Lurah datang dengan membawa senter
di tangannya. Berjalan waspada sembari menyoroti lingkungan sekitarnya yang
gelap.
Dia Ayu :
Kemana asisten itu, katanya janjian di sini kok belum muncul juga?
Anita
: Buu? Buu?
Apakah itu ibu yang ada di sana?
Dia Ayu :
Lahh itu dia. Dari mana saja kamu?
Anita
: Ehh tadi
saya ada urusan dulu bu sebentar.
Dia Ayu :
Alah sok sibuk sekali kamu. Ayo ikut saya berkeliling desa ini!
Musik
: Menegangkan
Lighting :
Lampu berwarna merah
Bu Lurah menyusuri desa dengan
menggerak-gerakan senter ke sekitarnya, berjalan-jalan hingga menemukan sebuah
pohon tua. Bu Lurah geram melihat pohon tua yang belum di tebang itu.
Dia
Ayu : Nita, kenapa pohon ini belum
ditebang? Saya tidak mau tahu, pohon tua itu harus segera dimusnahkan! Cepat
cari orang untuk menebang pohon itu mengerti?
Anita!! Anita!! (Bu Lurah melirik, ternyata sedari tadi
asistennya itu sedang asik mengupil dan tidak mendengarkannya).
Owalah kurang ajar! (melempar bedak yang ada ditangannya)
Anita
: Ehh siap bu siap
Dia
Ayu : Siap apa, hah? Siap apa?
Anita
: Loh memangnya siap apa ya bu?
Dia Ayu
: Dasar kamu gak becus, makanya jangan ngupil mulu!
Anita
: Lah bu lurah ini gimana? Ini namanya aktifitas yang menyehatkan bu.
Kalau manusia tidak mengupil nanti hidungnya akan dipenuhi dengan segerombolan
upil, dan segerombolan upil itu akan menyumbat hidung manusia. Artinya hidung
tidak dapat menghidup udara lagi, dan akhirnya mati (dengan centil).
Dia
Ayu : Kata siapa itu?
Anita
: Ya kata saya bu. Kan yang ngomong saya. Ibu itu bodoh atau bagaimana?
Dia
Ayu : Ngelawan kamu ya! Mau saya
pecat? Hah?!
Anita
: Jangan bu lurah, jangan. Saya kan cuma bercanda.
Dia
Ayu : Sudah! Pokoknya saya ingin
pohon tua itu ditebang sekarang juga! Titik!
Anita
: Bagaimana kalau kita bertanya dulu pada Nyi Mput dulu, orang pinter di desa
ini, siapa tahu Nyi Mput tahu solusinya.
Dia
Ayu : Halaahh! Kelamaan!
Anita
: Tapiiiiiiiii
Dia Ayu
: Gak usah tapi-tapian! Saya akan tebang pohon itu sendiri (meninggalkan
lokasi untuk mengambil gergaji).
Anita
: Waduh gawat ini! Kalau begitu saya lapor ke Nyi Mput aja dulu (lari
terbirit-birit).
Musik
: Suara serigala melolong
Lighting :
Lampu berwarna merah menyoroti pohon tua
Dewi :
Hihihihihiihihihihihi (muncul dari belakang pohon tua). Hihiihihihihihihi (melirik
kesana-kesini dengan tatapan yang tajam). Haloooo manusia, tak
usah takut sama saya ya, karena takut sama setan itu bukan jaman now. Hihihihihi.
Saya gak bermaksud nakut-nakutin kok, saya cuma ingin mengenalkan
teman-teman saya, mereka semua lucu-lucu loh. Kalau gak percaya saya
panggilkan ya, hihihihiihi. Guys tunjukkan pesona kalian!!
Musik
: Menyeramkan
Lighting :
Lampu berwarna merah menyoroti pohon tua
Semua hantu berdatangan dengan
gayanya masing-masing. (serius)
Dewi
: Musikkk ….
Musik
: Beat
Lighting :
Kuning
Ketika setan-setan asyik menari,
raja setan datang (dengan muka garang.
Nendi : STOP!!! (dengan amarahnya, kemudian setan yang lainnya ketakutan dan
bersembunyi)
Nendi :
Apa-apaan ini! Itukan sifanya manusia. Jangan kalian tiru, tidak ada faedahnya!
Mengerti?(dengan tegas).
Semua
: Mengerti raja
Nendi
: Sekarang saya ingin kalian untuk latihan baris-berbaris untuk
memperingati hari KSN, yaitu hari Kebangkitan Setan Nasional. Apa kalian
mengerti?
Semua hantu : Mengerti
raja
Nendi
: Baguss hahaha.
Oke semuanyaa, siaaaapppp grakk! (semua hantu meloncat
satu kali).
Hadap kanaaannnn graakk! (semua hantu hanya menoleh ke
kanan).
Astagfirullohaladzim~ yaa Allah. Ampunilah setan-setan yang
terkutuk ini.
Hadap kanan itu, bukan kepalanya saja! Tapi badannya juga!
Haduuuhhh setan kok bodoh sih, ulang ulang.
Siap grak! (semua hantu meloncat satu kali).
Hadap kanaaannnn graakk! (semua hantu mengahadap ke kanan
dengan benar).
Naahhh begitu hahaha, sekarang latihan penghormatan. Hormat
grak! (semua setan hormat kecuali pocong).
Cong, kenapa kamu nggak hormat?
Rio
: Tangan saya kan diikat raja (dengan muka dan suara datar).
Nendi
: Baiklah. Selain pocong, hormat grak! (semua
setan mengikuti instruksi raja setan).
Tegak grak!
Dua langkah maju jalan! (semua setan melangkah maju).
Dua langkah mundur jalan! (semua setan melangkah mundur).
Maju mundur, maju mundur cantik jalan!
Musik
: Maju Mundur Cantik
Lighting :
Kuning
Ketika setan-setan asyik menari (dengan muka garang).
Nendi
: Berhenti grak! Luar biasa, hahaha (dengan bangga).
Ikoh
: Raja raja (dengan suara manja).
Nendi
: Ada apa? Ada apa? (panik).
Ikoh
: Itu raja! Manusia akan menghancurkan habitat dan
ekosistem kita raja.
Nendi
: Apaa?! Kurang ajar. Mengapa mereka ingin menghancurkan
habitat para setan, hah?
Ikoh
: Itu raja, manusia itu menuduh bahwa kecelakaan lalu
lintas yang sering mengakibatkan banyaknya korban tewas di wilayah ini akibat
pohon itu raja.
Nendi
: Apa?! Kurang ajar. Kami difitnah! Tidak benar. Dasar manusia, sudah
memfitnah bangsa mereka sendiri ehh ini malah memfitnah bangsa setan. Kurang
ajar, hidup mati kan bukan urusan setan, tapi urusan Allah SWT.
Berani-beraninya mereka menuduh akibat pohon itu. Heuhhh kurang ajar!
Dewi
: Hihihihihi terus kita harus gimana raja?
Semua hantu : Iya raja
kita harus gimana (sembari mendorong-dorong raja)
Nendi
: Tenang tenang tenang tenang! Begini saja, lebih baik sakarang kita
bersatu. Ayo para setan-setan yang terkutuk tunjukkan semangat nasionalisme
kalian untuk membela bangsa dan Negara bangsa kita.
Musik
: Perang
Lighting
: Kelap-kelip
Nendi
: Semuaaa siaapppp
Semua hantu : Siaapppp
Nendi
: Ayoooo kitaaaaaa, sembunyiiii~~~~~~ (semua hantu
sembunyi di balik pohon)
Bu Lurah datang.
Dia Ayu
: Hahahahaha (melempar bom ke arah pohon). Hahahahahaha sudah waktunya
pohon ini hancur, biar warga bisa hidup tenang lagi. Dasar pohon pembawa
bencana! Sekarang tamatlah riwayatmu. Hahahaha.
Semua hantu : Raja
bagaimana ini, raja bagaimana ini!
Musik
: Merenung
Lighting
: Kuning
Tiba-tiba asisten datang bersama
bu nyai.
Putri
: Stop pak lurah! Stop! Hentikan itu!
Dia Ayu
: Ada apa bu nyai?
Putri
: Kenapa sampeyan bertindak gegabah begitu?
Dia
Ayu : Bu Nyai pohon sudah tidak
dapat dibiarkan lagi. Sudah banyak korban kecelakaan mati karena pohon itu.
Putri
: Astagfirullohaladzin~ istighfar pak istighfar!
Dia Ayu
: Loh kok saya yang disuruh istighfar. Salah saya apa bu Nyai? Ya para setan
penghuni pohon itu yang harusnya istighfar, soalnya mencelakakan orang banyak.
Putri
: Yasudah, biar sampeyan puas saya buka mata batin sampeyan. Terus monggo
berinteraksi dengan bangsa gaib, biar jelas apakah semua masalah yang terjadi
diakibatkan pohon angker itu atau bukan.
Mata batin Bu Lurah dibuka,
kemudian ia kaget melihat para setan dan lekas bersembunyi di balik asistennya.
Putri
: Sudah, sekarang sampeyan di sini saja. Saya mau berinteraksi dengan
setan-setan itu. Assalammualaikum.
Semua hantu :
Waalaikumsalam
Dewi
: Monggo duduk bu Nyai hihihihiihi.
Dia
Ayu : Mohon maaf, jika
bangsa kami mengganggu bangsa kalian.
Nendi
: Aku rapopo! Tapi bangsa kalian saja yang apa-apa. Kita gak salah apa-apa, kok
difitnah neko-neko!
Putri
: Jadi kesimpulannya yang menyebabkan kecelakaan di daerah sini bukan sampeyan
dan kawan-kawan?
Nendi
: Hidup mati itu urusan Allah. Bukan urusan setan. Kalau ada kecelakaan terus
mati, ya itu sudah takdirnya Allah. Kalau ingin protes ya protes aja ke Allah!
Jangan ke kami!
Dia Ayu : Tapi
kok kejadiannya selalu di tempat ini?
Nendi
: Semua yang terjadi itu sebab ulah manusia itu sendiri. Manusia pada
ugal-ugalan saat berkendara, tidak pernah patuh terhadap tata tertib lalu
lintas. Ya jadinya tabrakan, terus mati. Lagian apa tiap orang yang lewat sini
selalu kecelakaan terus mati? Tidak kan? Ya Cuma manusia yang tidak terkendali
saja yang kecelakaan, terus semua itu sudah menjadi takdirnya Gusti Allah.
Putri
: Bagaimana pak lurah? Sudah jelas atau belum?
Dia Ayu
: Tapi bu Nyai mereka juga sering nakutin warga sini loh.
Nendi
: Nakutin gondokmu! Ya manusia itu yang salah tafsir. Kami kebetulan
sedang nongkrong, gosip bareng-bareng. Terus kelihatan oleh manusia, lah terus
manusia itu langsung lari karena takut. Padahal kami gigit sedikit pun tidak.
Kok manusia pada ketakutan. Iman manusia itu gimana toh? Bangsa setan itu tidak
perlu ditakuti! Itu yang ada di atas, Gusti Allah yang harus kalian takuti.
Putri
: Yasudah jelas kan. Sekarang saatnya bangsa manusia dan setan berdamai, sebab
setan dan manusia itu sama-sama mahkluk ciptaan Allah. Kita semua sebenarnya
hidup bersama, hanya saja dimensinya yang berbeda. Sudah seharusnya kita saling
menghormati habitat dan ekosistem masing-masing.
Dia Ayu
: Iya bu Nyai, ampun.
Putri
: Nah ayo kita bangsa manusia meminta maaf kepada bangsa setan karena sudah
salah paham dan berburuk sangka pada mereka.
TAMAT